DISUSUN
OLEH:
Herlina Zebua (201211016)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIK IMELDA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan
keahlian dan etika. Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik
profesi, namun seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalah gunaan profesi. Untuk itu penulis akan
membahas pengertian dari kode etik profesi dan sanksi atas pelanggaran kode
etik profesi.
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia
untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia
perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan
mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, uang tersebut harus berasal
dari hasil kerja yang halal. Bekerja yang halal adalah bekerja dengan cara-cara
yang baik dan benar.
Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus
mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun
selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan
keahlian yasng dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah
berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang
profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan
yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di
bidangnya.
2. Tujuan
Makalah dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Etika Profesi. Selain itu agar para professional menjalankan
profesinya secara baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Manusia
dan Kebutuhannya
Eksistensi manusia memang tidak ada
habis-habisnya menjadi persoalan yang membayang-bayangi fikiran manusia itu
sendiri. Penafsiran mengenai unitas dan kompleksitasnya pun menjadi perdebatan
yang panjang dan tidak ada titik akhir dari kontradiksi tersebut. Kebutuhan,
emosi, tingkah laku serta implus-implus yang melatarbelakangi manusia bergerak
sesuai keinginannya pun tentunya sangatlah beragam. Wajar jika manusia memiliki
sifat universal, memiliki dimensi keberagaman yang sangat luas. Kebingungan
yang menghantui fikiran manusia akan dirinya sendirinya pun semakin sulit untuk
diterka, dan itulah manusia.
Daripada pembahasan kita terjebak di
lorong yang gelap karna sulit untuk menemukan titik terang dari pembahasan
eksistensi manusia, alngkah baiknya jika kita mengawali proses pada pembahasan
kali ini tentang hal-hal yang berkaitan erat bagaimana manusia itu melakukan
hal-hal yang ia inginkan, karena apa yang melatarbelakangi mereka
bertingkahlaku adalah sebuah miniature daripada eksistensi manusia itu sendiri.
Pendapat yang dilontarkan dari para
filsuf dan psikolog mengenai kebutuhan mendasar manusia pun sangatlah beragam;
Sigmund Freud, G. W. Allport, Carl Gustav Jung, Alfred Adler, Kurt Lewin dll,
tentunya memiliki filosofi berpikir dan background keilmuan yang berbeda-beda.
Maka bagi saya dalam memahami ilmu psikologi itu merupakan ilmu seni yang
berupaya untuk mencari titik koordinat yang sama dari pemikiran yang berbeda.
Berawal dari pemikiran Kurt Lewin,
ia adalah seseorang yang berasal Polandia. Coretan keilmuan Kurt Lewin ini
berawal dari Universitas Frieberg dimana ia bergelut dengan dunia kedokteran.
Setelah ia melenyelesaikan studi tentang ilmu kedokteran, Dia pindah ke
Universitas Munich untuk belajar biologi. Maka tak heran ketika ia mencoba mencetuskan
teori tentang segala sesuatu yang melatarbelakangi manusia melakukan
kebutuhannya, ia cenderung menggunakan disiplin ilmu biologi, sama halnya
ketika perkembangan yang ada di dalam diri manusia merupakan sesuatu yang tidak
lepas dari gejala biologis.
Karena keilmuan Kurt Lewin ini
sebagian besar pengetahuannya tentang konsep-konsep ilmu Biologi, maka tak
heran ketika Lewin menjelaskan tentang perihal dinamika kepribadian seseorang,
ia cenderung menggunakan pendekatan IPA ( ilmu pengetahuan alam ), yaitu
meliputi energy, tension, need, valence, dan
force (vektor).
Bagi Lewin, energy ini muncul ketika seseorang akan melakukan gerak, namun
dalam istilah Psikologi energy ini
lebih dikenal dengan energy psikis.
Tension, bagi Lewin tension dalam ilmu pengetahuan
alam (IPA) diartikan sebagai suatu tegangan yang bekerja. Tetapi ketika Lewin
mengaitkannya pada ilmu Psikologi, ia mengartikan bahwa tension merupakan suatu
keadaan pribadi tertentu. Contohnya ketika orang menghadapi masalah tertentu,
dan tentunya ia akan berfikir, mencari solusi dan membuat strategi serta taktik
yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ketika manusia
memusatkan tenaga serta pikirannya untuk mencari sebuah solusi, seseorang
tersebut mengalami tegangan (tension) pada salah satu system tertentu. Tegangan
itu terjadi guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Untuk
mengurangi tegangan yang terjadi orang tersebut melakukan proses berfikir.
Ketika didapatkan suatu solusi dan pemecahan masalah, energy dan tegangan
merata sehingga pribadi orang tersebut kembali seimbang. Dengan demikian ketika
salah satu dari system yang berada dalam diri seseorang mengalami tegangan,
maka system yang lain cenderung menyeimbangkan dengan system yang tegang tadi.
Need, diartikan sebagai keadaan tertentu
yang mengalami tegangan ( tension ) yang kekuatannya meningkat. Keadaan
kebutuhan ( need ) yang dapat
meningkatkan tension. Kebutuhan ( need ) ini mencakup aspek pemenuhan akan
kebutuhan fisik contohnya ketika seseorang lapar ketika perutnya kosong.
Keadaan seperti ini merupakan kebutuhan fisiologis orang yang bersangkutan.
Dengan kata lain seseorang membutuhkan makanan ketika ia merasakan lapar.
Valence, Lewin memberikan pengertian valence ialah sesuatu yang bertugas
memberikan arah gerakan dalam lingkungan psikologis yang terdapat di dalam
setiap pribadi seseorang. Lebih jelasnya Lewin menyatakan bahwa valence tidak memberikan dorongan
pribadi untuk dapat bergerak dalam lingkungan psikologis, tetapi hanya sebatas
memberikan arah gerakan dalam lingkungan psikologis.
Force ( vector ) di atas telah disinggung
bahwa valence bertugas untuk
memberikan arah geraakan yang terdapat didalam diri seseorang. Sedangkan yang
bertugas yang mendorong suatu gerakan dalam lingkungan psikologis ialah force. Dalam ilmu pengetahuan alam
(IPA), suatu gerakan dapat terjadi ketika terdapat suatu kekuatan yang cukup
besar sehingga benda tersebut bergerak. Demikian pula dalam ilmu Psikologi,
gerakan yang terjadi didalam diri seseorang terjadi ketika terdapat kekuatan
yang cukup besar yang mendorong pribadi untuk melakukan gerakan. Selanjutnya
kekuatan-kekuatan tersebut berkoordinasi dengan kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia, sehingga terjadinya suatu pergerakan transisif yang dialami oleh
pribadi.
Locomotion (gerakan) Lewin menggambarkan sebuah
contoh nyata dari locomotion ini yang
tentunya ditinjau menggunakan kaca mata Psikologi, misalnya ketika seseorang
berjalan melintasi mall
dan melihat baju yang sangat bagus. Setelah melihat baju yang sangat bagus tersebut,
seseorang tersebut berkeinginan untuk bisa memilikinya. Dalam peristiwa
tersebut Lewin menjelaskan bahwa adanya suatu kebutuhan yang sifatnya primer,
dengan demikian seseorang tersebut akan mengalami tegangan akan kebutuhannya
tersebut sehingga nantinya termanifestasi oleh prilaku ingin memiliki baju
tersebut.
Jadi, manusia tidak akan lepas dari
segala aspek yang melatarbelakangi akan kebutuhan fisiologisnya. Tergantung
bagaimana kita mengontrol prilaku, serta diri kita sendiri. Bagaimana pun juga
kebutuhan-kebutuhan akan pemenuhan fisiologisnya merupakan miniature kecil dari
keadaan kepribadian, mental serta watak seseorang, dan itu mempunyai kaitan
tertentu akan eksistensi manusia.
2. Pekerjaan dan Profesi
Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas
antar manusia untuk saling memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal
ini pendapatan atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya akan
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis maupun biologis.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang
dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan
sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Disini saya
akan langsung menjelaskan contoh perbedaan pengertian pekerjaan dan profesi.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan adalah profesi. Sebagai contoh, pekerjaan staff administrasi tidak
masuk dalam golongan profesi karena untuk bekerja sebagai staff administrasi
seseorang bisa berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan
pengalaman, sedangkan akuntan merupakan profesi karena seseorang yang bekerja
sebagai akuntan haruslah berpendidikan akuntansi dan memiliki pengalaman kerja
beberapa tahun di kantor akuntan.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”,
yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakuakn suatu tugas khusus
secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian
khusus.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa
suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan
keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk
menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan
teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam
praktek.atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan keahlian.
Disini dijelaskan lagi pekerjaan tidak sama dengan profesi.
Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah
pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi
sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak
memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di
masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi
adalah sama.
Perbedaan
Profesi dan Pekerjaan
Profesi:
a. Mengandalkan suatu keterampilan
atau keahlian khusus.
b. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
c. Dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup.
d. Dilaksanakan dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam.
Pekerjaan:
a. Tidak membutuhkan latar belakang
pendidikan.
b. Tidak membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman
Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan norma
yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok
profesi itu
menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata
masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah
dan diubah seiring perkembangan zaman. Kode etik profesi merupakan pengaturan
diri profesi yang bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki,
yang tidak dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif
apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan
profesi itu sendiri. Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang
tersusun secara rapi, lengkap, tanpa catatan, dalam bahasa yang baik, sehingga
menarik perhatian dan menyenangkan pembacanya.
3. Profesi dan Professional
Profesi berasal dari bahasa latin yakni
"Proffesio" yang mempunyai dua arti yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.
Dalam arti luas, profesi berarti kegiatan "apa
saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan
yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Sedangkan profesional merupakan orang yang mempunyai profesi.
Menurut DE GEORGE, pengertian Profesi dan Profesional,
didefinisikan sebagai berikut:
PROFESI
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL
adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian
tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi,
untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Sedangkan
Ciri-ciri antara Profesi dan Profesional adalah:
PROFESI :
PROFESI :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang
biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang
sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya
pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan
masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan
pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan
suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan
masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi
anggota dari suatu profesi.
PROFESIONAL:
1. Selalu Fokus
2. Kode etik
3. Apa yang dilakukannya berhasil
Mempunyai
semua yang dimiliki oleh seorang Profesional, di antaranya:
- Senang meyelami sebuah proses,
selalu memeriksa dan mengetahui apa yang diperlukan dan yang diinginkannya,
tidak membiarkan kesalahan berlalu, selalu berpikiran positif, dsb.
- Visi dan misi
- Excelent (mengutamakan) dan
profesional (hasil)
- Mempunyai hati yang mau diajar
(tidak sombong)
Profesi
melingkupi beberapa bidang, yaitu profesi di bidang ekonomi, bisnis, IT, dll.
Contoh Profesi di bidang IT, misalnya Konsultan IT, Programmer/developmer,
System Analyst, Database Administrator, Staff IT, graphic designer dan masih
banyak lagi.
Perbedaan
Profesi dan Profesional
Profesi:
- Mengandalkan suatu keterampilan atau
keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam.
Profesional:
- Orang yang tahu akan keahlian dan
keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk
pekerjaan atau kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya.
Dengan melihat penjelasan dan
penjabaran tentang profesi dan profesional di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku
yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang
sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku
yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang
kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi,
bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
4. Mengukur Professionalisme
Sebelum mengukur
profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh
melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah proses
profesional. Proses profesional atau profesionalisasi
adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis
untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah
profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional.
Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar
profesional dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu :
1.
Pendekatan
berorientasi filosofis
Ada 3 hal pokok yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme:
a.
Pendekatan
lambang professional
Lambang profesional yang
dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
b.
Pendekatan
sikap individu
Pendekatan ini melihat bahwa
layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi
penggunanya
c.
Pendekatan
electic
2.
Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap
sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
Pendekatan perkembangan
bertahap
Orientasi perkembangan
menekankan pada enam langkah dalam proses berikut:
a.
Berkumpulnya
individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
b.
Melakukan
identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung
profesi yang dijalaninya.
c.
Setelah
individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi
secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat
sebagai sebuah organisasi profesi.
d.
Membuat
kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi
tertentu
e.
Menentukan
kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan
f.
Revisi
persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan
pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan
3.
Pendekatan berorientasi karakteristik
Ada delapan karakteristik
pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu:
a.
Kode
etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
b.
Pengetahuan
yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi
c.
Keahlian
dan kompetensi yang bersifat khusus
d.
Tingkat
pendidikan minimal dari sebuah profesi
e.
Sertifikat
keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang professional
f.
Proses
tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab
dengan baik
g.
Adanya
kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota
h.
Adanya
tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran
kode etik profesi
4.
Pendekatan berorientasi
non-tradisional
Menyatakan bahwa seseorang
dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan
karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi. Dengan
pendekatan-pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur
profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh
melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan
profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
KESIMPULAN
1. Manusia tidak akan lepas
dari segala aspek yang melatarbelakangi akan kebutuhan fisiologisnya.
Tergantung bagaimana kita mengontrol prilaku, serta diri kita sendiri.
Bagaimana pun juga kebutuhan-kebutuhan akan pemenuhan fisiologisnya merupakan
miniature kecil dari keadaan kepribadian, mental serta watak seseorang, dan itu
mempunyai kaitan tertentu akan eksistensi manusia.
2. Dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan
tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam
adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta
aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal
inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
3. Kaum profesional adalah
orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di
satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak
ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan
masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan
suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu
kualitas masyarakat yang semakin baik.
4. Mengukur profesionalisme
bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu
proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah
status profesional yang diharapkan.